SEMARANG – Setelah diguyur hujan deras dan angin kencang selama beberapa jam, Kota Semarang dilanda banjir di sejumlah titik pada Senin pagi (10/3/2025). Ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 35 sentimeter, menyebabkan gangguan aktivitas warga, terutama di Kawasan Genuk, Jalan Padi Raya, dan Jalan Raya Kaligawe yang masih terendam air cukup tinggi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang melaporkan sembilan titik banjir dengan beragam ketinggian air, termasuk Jalan Sidoluhur, Jalan Taman Udan Riris, dan Jalan Sidodadi Raya. Di kawasan Jalan Padi Raya, ketinggian air mencapai 20-35 cm, sementara beberapa lokasi lain seperti Jalan Raya Gebang Anom dan Jalan Raya Kaligawe mencatat ketinggian air hingga 30 cm.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, menuturkan bahwa banjir ini dipicu oleh hujan deras dan angin kencang yang mengguyur kota sejak Minggu malam. “Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk optimalisasi Pompa Portable agar genangan air bisa segera surut,” jelasnya. Saat ini, BPBD sudah mengerahkan beberapa unit pompa di titik-titik kritis untuk mempercepat penurunan genangan air.
Meskipun genangan air mulai surut, BPBD terus memantau wilayah yang masih terdampak. Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah, termasuk Semarang, yang akan berlangsung hingga 12 Maret 2025. Bibit siklon tropis 90B yang berada di Barat Pulau Sumatera memicu pembentukan awan hujan yang intensif di wilayah tersebut.
Kepala Stasiun Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan bahwa beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Cilacap, Banyumas, Purworejo, dan Demak, juga terdampak cuaca ekstrem. BMKG mengimbau agar masyarakat waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung selama tiga hari ke depan.
Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana diharapkan tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan cuaca buruk yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.(*)