Sejauh Mata Memandang Suarakan Keresahan Melalui Koleksi “Republik Sebelah Mata” di JFW 2025

Jakarta Fashion Week (JFW) 2025

JAKARTA — Kesan resah dan gelisah menyelimuti panggung DEWI Fashion Knights (DFK) 2024 pada gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2025 saat Sejauh Mata Memandang memamerkan koleksi istimewa bertajuk “Republik Sebelah Mata”.

Sejauh Mata Memandang (SMM), jenama tekstil yang mengusung konsep slow fashion dan skema bisnis sirkularitas, kali ini menggandeng Eko Nugroho, seniman rupa kontemporer ternama Indonesia, sebagai kolaborator, dan Felix Tjahyadi sebagai Co-Creative Director koleksi ini. Melalui koleksi ini, ketiga sosok tersebut menyuarakan berbagai keresahan akan isu sosial politik tanah air yang sering dipandang sebelah mata. Ini adalah kali ketiga SMM terpilih sebagai desainer DEWI Fashion Knights, sekaligus menandai 10 tahun berkarya bagi SMM.

Koleksi “Republik Sebelah Mata” merupakan perpaduan antara fesyen dan seni visual yang tertuang dalam kain, pakaian, dan instalasi. Koleksi ini menampilkan berbagai gambar khas Eko Nugroho yang dipadukan dengan motif-motif ikonik dari Sejauh Mata Memandang, seperti “Ayam”, “Bija”, “Wiji”, dan “Onde”.

Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, mengungkapkan, “‘Republik Sebelah Mata’ bukan sekadar koleksi kain dan busana, melainkan juga sebuah pernyataan agar kita semakin peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Kami berharap pelaku politik lebih berempati dan berpihak kepada khalayak luas. Ini adalah suara dan pengingat untuk bersama-sama menciptakan bumi Indonesia yang lebih baik.”

Eko Nugroho, sebagai kolaborator, menambahkan, sebagai pekerja seni, dirinya senang bisa berkolaborasi dengan SMM untuk menyuarakan perhatian publik melalui karya bersama. “Koleksi ini memadukan hasil karya seni visual dengan fesyen, sehingga bisa dikenakan dalam berbagai kesempatan,” katanya, 4 November 2024.

Koleksi ini menampilkan 30 looks yang didominasi oleh warna hitam dan putih dengan sentuhan warna merah. Terdiri dari berbagai potongan pakaian yang terinspirasi dari busana Indonesia, seperti kebaya dan baju bodo, koleksi ini menerjemahkan desain SMM dengan fokus pada prinsip sirkularitas. Material yang digunakan meliputi TENCEL, katun dengan teknik cetak saring, batik tulis dan cap, serta coffee leather yang terbuat dari limbah kulit kopi.

SMM juga menggandeng sejumlah mitra penenun yang menghasilkan tenun jacquard dari benang katun daur ulang dan tenun kapas putih yang diolah dengan pewarna nabati. Lebih dari 50% material yang digunakan berasal dari pemanfaatan kembali kain deadstock.

Felix Tjahyadi, Co-Creative Director, menyampaikan, “Untuk koleksi ini, saya dan Chitra ‘mengunjungi kembali’ kain-kain arsip SMM dari 10 tahun lalu dan mentransformasinya menjadi koleksi busana istimewa dengan proses yang menghargai wastra, termasuk kreasi patchwork yang memanfaatkan kain perca dan sisa produksi.”

Pertunjukan koleksi busana ini didukung oleh sejumlah jenama dan sahabat Sejauh, termasuk musik oleh Noni Dju dan Efek Rumah Kaca, 3D visual oleh Randy Rais, serta aksesori dari berbagai mitra kreatif. Melalui koleksi ini, Sejauh Mata Memandang berhasil menyuarakan keresahan dan harapan masyarakat Indonesia untuk masa depan yang lebih baik.(*)

Pos terkait