SMBC Indonesia Catat Kinerja Positif dan Tandai Perubahan Nama dengan Pertumbuhan Bermakna

Salah satu kegiatan workshop yang diselenggarakan Bank SMBC Indonesia.

JAKARTA – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia), yang sebelumnya dikenal sebagai Bank BTPN, menandai perubahan nama Perseroan dengan kinerja positif sepanjang Januari hingga September 2024. Pencapaian ini menegaskan peran SMBC Indonesia sebagai mitra solusi finansial tepercaya bagi setiap segmen nasabah.

“SMBC Indonesia terus bertumbuh dengan mencetak performa yang baik, didukung fundamental keuangan yang kuat, untuk menghadirkan lebih banyak pertumbuhan berarti,” ungkap Henoch Munandar, Direktur Utama SMBC Indonesia.

Performa baik pada periode ini merupakan kontribusi dari usaha Bank SMBC Indonesia secara organik dan diperkuat dengan akuisisi Grup OTO yang dilakukan pada Maret 2024. “Kami selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang komprehensif, inovatif, dan relevan bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan pembiayaan kendaraan roda dua dan empat,” kata Henoch, baru-baru ini.

Laporan keuangan konsolidasi SMBC Indonesia periode Januari-September 2024 mencatatkan kenaikan pendapatan operasional sebesar 24% year-on-year (yoy) menjadi Rp12,97 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pendapatan bunga bersih yang naik 22% yoy menjadi Rp10,98 triliun, serta kontribusi dari Grup OTO. Selain itu, pendapatan dari bancassurance, kartu kredit, cash management, dan trade and guarantee juga turut berkontribusi pada pertumbuhan ini.

Aset SMBC Indonesia tumbuh 17% yoy menjadi Rp228,6 triliun pada akhir September 2024, mencerminkan kinerja yang stabil di tengah dinamika pasar. Penyaluran kredit juga meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp175,1 triliun, dengan pertumbuhan signifikan berasal dari kredit Grup OTO. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio gross non-performing loan (NPL) di level 2,16%, yang masih lebih rendah dibanding rata-rata industri.

SMBC Indonesia juga menunjukkan komitmen terhadap likuiditas dan pendanaan yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 225,7% dan net stable funding ratio (NSFR) sebesar 119,4%. Capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di level 29,8% semakin memperkuat posisi finansial bank ini.

Sebagai pionir bank digital melalui Jenius, SMBC Indonesia terus mengembangkan kapabilitas digitalnya. Jenius berhasil menumbuhkan jumlah pengguna terdaftar sebesar 16% yoy menjadi 5,9 juta, dengan total penyaluran kredit mengalami peningkatan 112% yoy menjadi Rp3,3 triliun.

Di tengah pencapaian positif ini, SMBC Indonesia juga mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1.994 miliar pada periode yang sama, meskipun mengalami penurunan 4,8% yoy. Hal ini disebabkan oleh biaya kredit yang meningkat dan beban operasional yang lebih tinggi.

SMBC Indonesia tak hanya fokus pada pertumbuhan finansial, tetapi juga berkomitmen menciptakan dampak positif bagi masyarakat. Melalui program Daya, mereka berkolaborasi dengan Yayasan Guru Belajar untuk memberikan pelatihan digital kepada lebih dari 9.000 guru, meningkatkan kapasitas mereka di era modern.

“Melihat dampak positif yang dirasakan jutaan orang di berbagai daerah di Indonesia, kami akan terus mengembangkan program Daya untuk memungkinkan lebih banyak nasabah dan masyarakat menikmati kehidupan yang lebih bermakna,” tutup Henoch.

Dengan pertumbuhan yang solid dan komitmen terhadap inovasi, SMBC Indonesia siap menjadi mitra finansial yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia, seiring dengan perubahan namanya yang kini mencerminkan visi dan misi yang lebih luas.(*)

Pos terkait