MMA terus meraih popularitas di seluruh dunia dengan semakin banyak petarung dari berbagai negara yang dikontrak oleh promotor besar. Selama bertahun-tahun, olahraga ini didominasi oleh petarung dari Brasil, Amerika, dan Jepang. Namun, saat ini, para petarung dari setiap benua semakin giat mengejar impian mereka untuk menjadi juara di organisasi-organisasi terkemuka seperti UFC, Bellator, dan ONE.
Salah satu daerah yang baru-baru ini mendapatkan ketenaran dalam dunia MMA adalah Republik Dagestan. Terletak di Kauskus Utara, Eropa Timur, Dagestan adalah sebuah republik di Rusia dengan populasi lebih dari 3,1 juta jiwa. Wilayah ini memiliki sejarah konflik yang panjang, yang membuat banyak pemudanya menjalani dinas militer dan berlatih bela diri sejak dini. Sebagai hasilnya, Dagestan telah melahirkan banyak petarung yang berkiprah di UFC.
Nama-nama besar seperti Khabib Nurmagomedov dan Islam Makhachev telah membawa nama Dagestan ke pentas dunia. Khabib, misalnya, dikenal luas setelah mengalahkan Conor McGregor di UFC 299 pada Oktober 2018. Keberhasilan mereka di UFC telah menjadikan Dagestan sebagai perbincangan publik dan menginspirasi generasi muda untuk mengikuti jejak mereka.
Banyak pemuda Dagestan yang terinspirasi oleh Khabib dan berlatih berbagai macam bela diri, mulai dari Judo, Sambo, hingga gulat. Salah satu petarung yang mengikuti jejak Khabib adalah Magomed Ankalaev, yang saat ini juga berkiprah di UFC. Magomedov, yang berbagi pandangannya tentang olahraga di Dagestan, menyatakan, “Sejak kecil, anak-anak di Dagestan diarahkan kepada olahraga yang disukainya. Semua orang di Dagestan suka olahraga, karena banyak atlet, kami memiliki kompetisi bagus. Oleh karenanya kami punya banyak petarung.”
Dengan kultur olahraga yang kuat, tidak mengherankan jika banyak petarung dari Dagestan berhasil berkiprah di UFC. Pada UFC 308, akan ada dua petarung dari Dagestan yang akan bertanding, yaitu Magomed Ankalaev melawan Aleksandar Rakic dan Magomedov melawan Armen Petrosyan. Jika keduanya berhasil meraih kemenangan, hal ini akan berdampak besar bagi para petarung MMA dari Dagestan dan meningkatkan eksposur mereka di pentas dunia.
Gaya bertarung petarung Dagestan, seperti yang ditunjukkan oleh Ankalaev, sangat menarik untuk diperhatikan. Dengan rekor 19-11 dan bertarung di kelas light heavyweight, Ankalaev memulai karirnya di UFC sejak 2018. Gaya bertarungnya berfokus pada serangan dengan memadukan teknik pukulan, siku, lutut, dan tendangan keras. Ia juga mempelajari berbagai disiplin bela diri lainnya, termasuk sambo dan gulat, yang semakin memperkuat kemampuannya di dalam oktagon.
Kesuksesan petarung-petarung Dagestan di arena MMA menunjukkan bahwa wilayah ini tidak hanya memiliki potensi, tetapi juga ketekunan dan dedikasi yang tinggi terhadap olahraga. Dengan dukungan yang terus berkembang dari masyarakat dan prestasi yang ditorehkan, Dagestan semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pusat kebangkitan petarung MMA dunia.(*)